Kamis, 23 Desember 2010

AKHLAK RASULULLAH SAW, "MENOLAK KEJAHATAN DENGAN KEBAIKAN...."

     Rasulullah Muhammad adalah sosok pribadi yang dalam prilaku kesehariannya selalu mencerminkan   akhlakul karimah. Berikut ini adalah realitas kehidupan Rasulullah yang dapat menjadi renungan kita semua dan dapat kita jadikan sebagai suri tauladan ......
       "  Tatkala seorang pandir Quraisy mencegat rasulullah di tengah jalan, lalu menyiramkan tanah di atas kepala beliau. Muhammad rasulullah diam menahan pedih. kemudian pulang ke rumah dengan tanah yang masih menempel di kepala. Fatimah, putrinya, kemudian datang mencucuikan tanah di kepala ayahnya itu. Ia membersihkannya sambil menangis. Tak ada yang lebih pilu rasanya dalam hati seorang ayah daripada mendengar tangis sang anak. Lebih-lebih anak perempuan. Setitik air mata kepedihan yang mengalir dari kelopak mata seorang putri adalah sepercik api yang membakar jantung. Beliau pun tak kuasa menahan getir, lalu menangis tersedu-sedu di sisi sang putri. Juga, secercah duka yang menyelinap ke dalam hati adalah rintihan jiwa yang terasa mencekik leher, dan hampir pula menyuluti emosinya untuk membalas. Tetapi Rasul Muhammad adalah  seorang yang sabar dan pemaaf. lalu, apakah yang beliau lakukan dengan tangis putrinya yang baru saja kehilangan sang ibu tercinta itu? Rasul Muhammad hanya bisa menghadapkan jiwanya kepada Allah, seraya memohon dikuatkan batinnya untuk menerima perlakuan keji itu. "Jangan menangis anakku" ucap sang ayah kepada putrinya yang sedang berlinang air mata itu. "Tuhan akan melindungi ayahmu." 
     Inilah akhlak cantik yang telah diperlihatkan oleh Rasul kepada kita semua, "menolak kejahatan dengan kebaikan " meskipun ajaran agama memberikan kesempatan pada rasul  yang telah diperlakukan secara tidak manusiawi (dzalim) untuk mengadakan perlawanan demi membela diri, bahkan, apabila  mau bisa membalas . namun rasulullah  memilih sabar dan memaafkan perbuatan keji tersebut.
     Sungguh, membalas kejahatan dengan kejahatan yang sama, tidak dikenakan sanksi dosa, karena dosa itu hanya berlaku bagi orang-orang yang berbuat aniaya (dzalim) tanpa berpijak pada logika kebenaran, namun agama lebih mengutamakan sikap sabar dan saling memaafkan ketimbang sikap saling membalas dan saling memusuhi.Kejahatan hendak dibalas dengan kejahatan, tentulah bukan sebuah pilihan yang baik bagi responsibiliti moral sebuah agama.
     " Dan, kalau kamu hendak melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan kepadamu. Tetapi, kalau kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu. Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, karena berpegang kepada pertolongan Allah. Janganlah kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula engkau bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan." (QS. Al-Nahl: 126-127).
                                                                                                                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar